0
Loading...
Home  ›  fakta

Apa Iya Puh, Pohon Bisa Ngobrol?

"Apa iya pohon ngobrol? Iya, Puh! Sains ungkap pohon saling tukar nutrisi & sinyal lewat akar. Fakta unik hutan yang bikin kagum."

 
pohon bisa ngobrol
Ilustrasi pohon bisa ngobrol


Apa iya puh?

Kali ini bukan lagi soal SEO atau dunia digital, Puh. Kita mau bahas sesuatu yang ada di luar jendela, yang tiap hari kita lihat tapi sering disepelein: pohon.

Apa iya puh, pohon itu cuma diam doang, jadi peneduh, tempat nongkrong burung, atau jadi bahan bakar pas musim bakar sate? Eits, salah besar. Ada satu fakta yang bikin banyak orang garuk-garuk kepala, pohon ternyata bisa ngobrol satu sama lain.

Iyakah, Puh? Iyalah, masa iya nggak. Yuk kita bongkar, biar sepuh-sepuh di sini nggak bloon lagi.

Obrolan Pohon Itu Nyata, Bukan Hoax

Jadi gini, Puh. Ada ilmuwan keren asal Kanada, namanya Suzanne Simard. Dia bikin riset yang viral di dunia biologi: pohon di hutan ternyata saling komunikasi lewat akar dan jamur bawah tanah.

Bayangin aja, akar pohon itu kayak kabel internet. Terus jamurnya (disebut mycorrhiza) jadi router atau server. Nah, lewat jalur itu pohon bisa:

  • Ngirim nutrisi ke pohon lain.

  • Kasih sinyal bahaya kalau ada serangga atau penyakit.

  • Ngejaga anak-anak pohon kecil biar nggak mati kekurangan cahaya.

Iyakah puh, pohon kayak emak-emak komplek yang suka gotong royong? Iya, bedanya mereka nggak ribut di grup WA, tapi pake jaringan jamur di tanah.

Wood Wide Web: Internet Versi Hutan

Ilmuwan nyebut jaringan ini sebagai “Wood Wide Web”, karena fungsinya mirip internet.

  • Kalau satu pohon diserang ulat, dia bisa kirim sinyal kimia ke pohon lain: “Woy, hati-hati ada ulat lapar nih!”

  • Pohon lain langsung bereaksi: mereka produksi zat kimia buat bikin daunnya pahit biar ulat males makan dan jadi picky eater kayak kalian.

  • Kalau ada pohon gede punya cadangan nutrisi banyak, dia bisa bagi-bagi ke pohon kecil biar tetep hidup.

Ini kayak transfer kuota internet, Puh. Ada yang unlimited, ada yang numpang hotspot.

Pohon Juga Punya “Parenting Style”

Uniknya, pohon tua alias pohon “ibu” sering banget berbagi nutrisi ke pohon muda. Jadi bukan cuma manusia yang punya parenting, pohon juga!

  • Mother Trees: pohon besar yang nyuplai karbon ke bibit pohon kecil.

  • Tujuannya? Biar si bibit nggak cepat mati di bawah bayangan hutan lebat.

  • Analoginya kayak emak-emak kasih susu formula ke bayi tetangga.

MinPaya juga kaget, pohon bisa sayang-sayangan. Walau nggak ada kata “Nak, jangan lupa makan.”

Fakta Ilmiah: Gimana Mereka Ngobrol?

Oke, sekarang biar nggak dibilang hoax, MinPaya kasih penjelasan lebih teknis:

  1. Jamur Mycorrhiza

    • Jamur ini nyambungin akar-akar pohon.

    • Dia dapet gula dari pohon, sebagai gantinya jamur kasih mineral dan air.

    • Bonusnya: jadi “jalan tol” buat sinyal antar pohon.

  2. Sinyal Kimia

    • Pohon bisa produksi senyawa kimia lewat akar.

    • Zat ini nyebar ke jaringan jamur, diterusin ke pohon lain.

  3. Sinyal Listrik Mikro

    • Beberapa studi nemuin akar pohon juga bisa ngirim impuls listrik kecil.

    • Jadi bukan cuma WiFi manusia, pohon juga punya “signal” versi mereka.

Iyakah, Puh? Jadi sebenarnya hutan itu rame banget, kayak pasar tradisional, cuma kita aja yang tuli.

Pohon Juga Bisa Gosipin Kematian

Fakta menarik: kalau ada pohon mau mati, dia kadang ngirim nutrisi terakhir ke tetangga atau anaknya. Kayak wasiat terakhir: “Ini karbon sisa buat kalian, jangan lupa jaga hutan.”

Pohon juga bisa drama kayak sinetron. Tapi dramanya jauh lebih bermakna daripada “Ikatan Cinta”.

Efek ke Ekosistem & Kehidupan Kita

Kenapa fakta ini penting, Puh? Karena kalau kita tahu pohon saling terhubung, berarti:

  • Tebang satu pohon, efeknya ke seluruh jaringan.

  • Hutan bukan kumpulan pohon random, tapi komunitas hidup.

  • Reboisasi harus mikirin koneksi akar, bukan cuma asal nanem bibit.

Iyakah, Puh? Iya! Jadi jangan kira nanem pohon cuma soal “hijau-hijau cantik” di Instagram. Ada sistem komunikasi rumit di bawah tanah yang ikut rusak kalau hutan digunduli.

Selipan: Strava-nya Pohon?

Sekarang orang olahraga suka pamerin hasil lari di Strava. Pohon juga punya gaya sendiri: mereka “pamer” nutrisi, sinyal bahaya, sampai informasi musim. Bedanya, mereka nggak butuh likes.

Iyakah, Puh? Iya, soalnya hutan itu udah kompak tanpa perlu notifikasi.

Filosofi: Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Pohon?

  1. Gotong Royong
    – Pohon gede bantu yang kecil. Kita juga harus gitu, jangan individualis.

  2. Komunikasi Penting
    – Kalau ada bahaya, pohon langsung kasih tahu. Kita juga jangan pelit info.

  3. Warisan
    – Pohon tua kasih nutrisi terakhir buat penerusnya. Hidup bukan cuma buat diri sendiri, tapi ada generasi setelah kita.

Iyakah, Puh? Jadi pohon bisa jadi guru kehidupan juga.

Intinya: Iyakah Pohon Bisa Ngobrol?

Jawabannya: Iya banget, Puh!
Lewat akar, jamur, dan sinyal kimia, pohon saling berbagi informasi. Bukan cuma soal bertahan hidup, tapi juga soal kolaborasi dan keberlangsungan.

Hutan itu bukan sekadar kumpulan batang kayu, tapi jaringan sosial yang lebih canggih dari medsos kita. Bedanya, mereka nggak pernah toxic.

Kalau kata MinPaya:
“Manusia kadang ribut di grup WA, pohon diem-diem gotong royong. Jadi kalau mau belajar hidup sehat dan kompak, tirulah pohon.” 🌳✨
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS